Posts

Novel 'Another Sorry' oleh Fahrul Khakim

Image
Penulis: Fahrul Khakim Genre: Romance Halaman: 224 ISBN: 9786232167988 Penerbit:  @bipgramedia  / Bhuana Ilmu Populer Rikko dan Roland, saudara kembar yang tumbuh di keluarga berbeda karena perceraian orangtua. Namun ketika papa mereka meninggal, mereka bertemu dan memutuskan untuk kembali bersama. Rikko terkenal cuek, urakan, dan mudah cemburu.  Roland terkenal perhatian, sopan, dan mudah mengalah.  Mereka berdua sangat bertolak belakang.  Hanya dua hal yang sama, rupa dan... gadis yang dicintai, Yoora.  Roland berhasil mendapatkan Yoora tanpa tahu perasaan Rikko yang sebenarnya.  Setelah tak tahan lagi, Rikko akhirnya terbuka pada Roland, dan Rikko hanya minta satu hal.  Permintaan yang ternyata mengubah hidup mereka selamanya. Novel 'Another Sorry' - Fahrul Khakim ____________  The novel "ANOTHER SORRY"  Genre: Romance  Page: 224  ISBN: 9786232167988  Publisher:  @bipgramedia   Rikko and Roland, twin brothers who grew up in diffe

Surat untuk Bu Yuyun

Beliau guru Bahasa Indonesiaku waktu SMA. Beliau orang pertama yang mendukungku jadi penulis. Dulu waktu baru lulus SMA, kami sering komunikasi. Sekarang sudah jarang. Ini salah satu e-mail yang aku kirim ke beliau. Assalamu’alaikum Wr. Wb.             Yang terhormat Bu Yuyun,             Apa kabar, Bu? Sengaja saya mengetik surat ini (saya lebih suka mengetiknya daripada memperlihatkan tulisan tangan saya yang remuk redam   ) khusus untuk anda (dan adek-adek, mungkin) setelah sekian kali yang saya kirimkan adalah majalah yang memuat cerpen saya. Surat ini adalah edisi spesial. Sebelumnya beribu-ribu terima kasih seolah tak cukup saya haturkan pada Bu Yuyun, sosok guru yang selalu menyertai langkah karya saya dengan motivasi dan doa. Matur nuwun, Bu! Maaf, saya belum bisa membalas lebih. Semoga karya saya ini bisa memberi inspirasi bagi semuanya.             Saya benar-benar memulai menulis dari nol. Semuanya butuh proses, kerja keras, dan kesabaran. Tak ada yang instan di

Foto Kenangan

Image
Foto Kenangan Oleh: Fahrul Khakim [1]                          Para tetangga itu berbisik-bisik, mencibirku. ”Dia gila!  Tidak mau menerima kenyataan.”             ”Kasihan sekali dia!  Cantik-cantik gila!” sahut yang lainnya.             Aku melotot geram ke arah mereka. Tapi mereka keburu kabur karena ketakutan. Aku tutup gerbang rumah dengan dongkol. Siapa yang gila? Aku baru pulang dari rumah sakit untuk menjenguk Intan, sahabatku, yang lagi sakit parah.               Saat aku sampai di rumah, hari sudah gelap.              Kubuka lembaran-lembaran album kenanganku bersama orang-orang yan g kusayangi, dan yang telah pergi meninggalkanku.  Aku selalu berharap dengan melakukan hal itu aku bisa bertemu mereka di alam tidurku nanti. /Foto Ibu/             Ibu adalah orang pertama yang meninggalkanku untuk selamanya. Beliau juga yang mengenalkanku pada rasa meninggalkan dan tinggalkan. Ibuku meninggal saat melahirkan adikku. Beliau meninggal dengan tenang, itu lah y

Sepatu Lari

Image
  Kenapa kamu pakai sepatu lari Ke kantor, Ke pasar, Ke restoran, Ke perpustakaan, Ke museum, Ke salon, Ke bandara, Ke pantai, Ke diskotik, Ke hotel, Ke rumah sakit, Ke rehabilitasi, Ke pengadilan, Ke pelabuhan, Ke gereja, Ke pernikahanku? Supaya kamu tahu sudah berapa jauh aku berusaha lari darimu 150419 Bandara Soetta - dok. pribadi dimuat  Malang Post ; Minggu, 21 April 2019

Hati-hati Memilih LKS untuk Sekolah

Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul K. (Mahasiswa Universitas Negeri Malang)             Saat ini banyak penerbit baik yang sudah tenar maupun yang masih muda berlomba-lomba menawarkan LKS (Lembar Kerja Siswa) di berbagai sekolah. Apalagi bulan-bulan ini masih dalam suasana awal tahun ajaran baru. Para penerbit LKS tersebut menawarkan berbagai promosi demi menunjukkan keunggulan produk LKS masing-masing. Sayang, tidak semua LKS tersebut layak secara kualitas. Jika tidak jeli memilih, bisa jadi LKS tersebut yang seharusnya membantu siswa belajar justru menjadi bumerang bagi guru.             Pengalaman berharga ini saya dapat ketika praktek mengajar di salah satu sekolah menengah atas favorit di Malang. Selesai saya menerangkan pelajaran sejarah tentang Kerajaan Sriwijaya, ada siswa yang mendebat saya karena apa yang dia baca di LKS berbeda dengan yang saya ajarkan. Siswa tersebut lebih percaya pada informasi yang disampaikan dalam LKS bahwa Kerajaan Sriwijaya itu berpusat di Jawa. Pad

Bosan Jadian

Image
            Tasia menggigit bibir dengan gelisah usai latihan debat bahasa Inggris bersama Andri dan Bu Guru di perpustakaan. Dia gugup setengah mati untuk mengatakannya, tapi dia sudah tak tahan lagi. Sementara Andri masih ceria seperti biasa tiap kali berjumpa dengannya.             “Mau ke kafe? Siang-siang panas gini enaknya makan es krim vanila,” ajak Andri.             Tasia menggeleng, “Nggak, And. Aku masih kenyang,”             “Gimana kalo ke bioskop? Mumpung lagi nomat (nonton hemat),” tawar Andri.             Lagi-lagi Tasia menggeleng. “Nggak. Aku lagi nggak  mood .”             “Gimana kalo kita ke rum…..?”             “And!” Tasia menyela perkataan pacarnya itu. Dia heran Andri belum sadar juga.             “Ya?” Mimik Andri yang sangat sabar itu membuat Tasia makin gugup untuk jujur.             “Sebentar lagi kan tepat setahun kita jadian. Selama kita pacaran dari mulai kelas satu SMA dulu, jujur aku bahagia. Kamu adalah cowok paling baik yang pern

Kecelakaan bukan Tontonan

Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul Khakim (Mahasiswa Universitas Negeri Malang)             Pernahkah anda macet berjam-jam di jalanan karena ada kecelakaan? Lusa kemarin di Bululawang, tepatnya di depan sekolah saya mengajar terjadi kecelakaan antara truk dan mobil cerry. Kecelakaan tersebut memang cukup parah. Tak sampai satu jam, lokasi kecelakaan sudah dikerumuni oleh banyak orang. Jalanan langsung macet sampai 2 kilometer. Padahal polisi sudah datang untuk mengamankan lokasi dan para korban juga sudah diamankan ambulan. Hanya mobil cerry ringsek yang masih ada di lokasi kejadian.             Sampai menjelang magrib ketika saya pulang kantor, jalanan tersebut masih macet. Bahkan saya sampai memutar jalan sejauh 3 km karena jalanan di depan kantor saya penuh dengan kerumunan orang yang menonton kecelakaan dan menghabiskan waktu 15 menit. Padahal dalam keadaan normal, jarak yang perlu saya tempuh untuk pulang hanya 1 km dan butuh 5 menit saja. Ternyata bukan hanya saya yang mengelu